Seseorang yang dengan sadar telah
mau menerima pemberian dari orang yang telah diketahuinya berbuat salah, maka
setelah itu dia tidak lagi bisa berkata benar.
Salah dan
benar merupakan dua hal yang bertolak belakang. Kebenaran tidak bisa
dicampuradukkan dengan kesalahan. Masing-masing mempunyai ciri dan karakter
yang berbeda. Orang yang terbiasa benar, akan sangat merasa asing jika
melakukan sebuah saja dari kesalahan.
Orang yang
berusaha selalu berbuat benar, selalu dan selalu benar. Maka, akan
teridentifikasi oleh sekeliling bahwa dia orang benar. Demikian pula
sebaliknya. Manakala ada orang yang terbiasa dengan kesalahan demi kesalahan,
ujung-ujungnya orang tersebut mempunyai predikat salah selalu.
Apabilan
seseorang yang terbiasa dengan berbicara benar. Bahkan menjadi pejuang
kebenaran. Tiba-tiba, mau menerima pemberian dari orang yang dikenal selalu
berbuat salah, maka berhati-hatilah. Biasanya, setelah itu orang benar tersebut
akan sulit untuk berkata benar lagi di hadapan orang salah tadi, dari sebab
menerima pemberian darinya.
Apa yang
salah? Tentu saja tidak salah. Menerima pemberian itu hak setiap orang. Namun,
dalam konteks ini pemberian dari orang yang salah kepada orang yang terbiasa
memberi nasihat kebenaran, ditakutkan sebagai suap agar tidak lagi mampu
berkata benar atau jangan-jangan agar perbuatannya yang salah bisa dibenarkan.
Kalau sudah seperti ini, maka martabat kebenaran yang disandang pun hancur.
Tulisan Terkait