Jadilah dirimu mutiara,
namun tanpa harus dengan jalan menampakkan besi karat yang ada di sekitarmu.
Jika memang dirimu
adalah mutiara terpendam, tentu tak akan salah orang yang bersih hatinya
mencari dan mengejarmu. Karena, orang yang bersih hatinya mempunyai pandangan
yang tajam dan selalu tepat sasaran. Jarang sekali meleset dalam menilai serta
menentukan karakter orang lain.
Mutiara, selamanya akan
tampak sebagai mutiara. Tidak perlu menunjuk-nunjukkan diri sendiri akan perihal kemuliaan tersebut. Apalagi, dibarengi dengan menyebut-nyebut besi
karat yang ada di sekelilingnya. Itu sama artinya dengan menyebut dan
menunjukkan kejelekan, kelemahan orang lain pada sesama dengan maksud
merendahkan.
Perilaku ini, justru
akan mendatangkan aib dan menodai mutiara yang telah kau sandang dan kau miliki
itu. Jika dirimu benar-benar mutiara, tidak pantas dan pantang merendahkan
orang lain di hadapan orang yang kau sangka mengagumimu. Tetaplah beristikomah
pada kebaikan-kebaikan yang ada pada dirimu dan usah kau sebut-sebut noda
keburukan orang lain.
Andaikata kau lakukan juga, maka bersiap-siaplah untuk sekian banyak orang yang bersimpati kepadamu akan berbondong-bondong
meninggalkanmu. Setelah mereka tahu, sekiranya mutiara yang putih bercahaya,
kini hitam meredup dikarenakan sering mengumbar, memperlihatkan besi karat di
sekelilingnya. Titik lemah, sisi jelek orang lain diumbarnya -tanpa ampun. Ingin
tinggi mulia, tapi menjatuhkan orang lain. Akhirnya dia sendiri yang jatuh
dalam kubangan kehinaan. Oleh karena itu, bila kamu mutiara tetaplah sinarmu
berkilau tanpa harus memadamkan sinar lainnya.
Tulisan Terkait