Puas, bahagia dan bangga bisa menyakiti
orang, pertanda hati telah tertutup oleh dosa.
Kendali
diri dari perbuatan tidak baik adalah hati. Manakala hati yang berbisik jelek
itu dituruti, alamat titik hitam dari sebuah noda dosa pun menjelma. Kesalahan demi
kesalahan, dosa demi dosa yang kontinyu dilakukan akan berbuah hati tertutup
olehnya.
Sewaktu
menyakiti dianggap sebuah prestasi, membuat orang lain sengsara malah merasa
bangga dan puas diri. Boleh jadi, itu sebagai pertanda hati yang keras akibat
dari dosa yang menutupi hampir seluruh ruang hati seseorang. Hal ini, tentu
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Siapa
orangnya yang tidak mempunyai salah dan dosa? Namun, salah demi salah yang
diperbuat, bila selalu digempur dengan permohonan ampun serta permohonan maaf,
tentu tidaklah akan sampai menjadikan hati kotor berkarat.
Sayangi yang di bumi, niscaya
dirimu akan disayangi oleh penduduk langit. Sayangi orang lain, sebagaimana
menyanyangi diri sendiri. Kalau ini sudah mampu diraih, jangankan untuk
menyakiti, mendoakan jelek kepada sesama pun tidak akan bakal dilakukan. Hatinya
puas dengan kebaikan.
Tulisan Terkait