Boleh jadi; membeli karena kasihan, bukan mencintai
karena kasihan.
Mungkin
Anda pernah tidak berniat untuk membeli sesuatu, namun dikarenakan kasihan
melihat si penjual, akhirnya memutuskan untuk membeli. Sungguh mulia derajat
hati yang demikian. Padahal, barang yang dibeli tidak begitu dibutuhkan oleh
Anda. Sekali lagi, hanya karena iba itulah, hati tergerak untuk membeli barang
dagangannya.
Hal
yang demikian, sedapat mungkin jangan Anda lakukan pada perasaan cinta. Sebab,
jika sebenarnya tidak cinta, namun karena kasihan semata, akhirnya
dicinta-cintakan. Hasilnya, kalau tidak betul-betul rela dan ikhlas tingkat
tinggi, maka perjalanan cinta akan dirasakan sebagai sebuah penyiksaan.
Sebaliknya, di dalam cinta pasti ada kasihan. Akan
tetapi, kasihan belum tentu cinta. Begitu rumitnya hal-ikhwal cinta, sehingga
yang bisa memutuskan dan mengerti adalah perasaan hati Anda sendiri. Meski ditutup-tutupi,
jika memang cinta akan terlihat dari tindakan sayang yang dilakukan. Dalam urusan
cinta, jujurlah pada diri sendiri. Bohong itu menyiksa.
Tulisan Terkait