Marahnya orang yang benar-benar cinta, tidak
menimbulkan petaka.
Marah
sebagai simbol luapan emosi dari seseorang, seringkali bertindak keluar dari
jalur kebaikan. Apa saja dilakukan ketika marah. Bicara sudah tidak terkendali
lagi. Tindakan terkadang tidak sesuai dengan rasio.
Akan
tetapi, lain halnya dengan kondisi marahnya orang yang benar-benar cinta. Sekalipun
marah, tapi ada cinta. Ada perlakuan khusus yang ditunjukkan manakala marah. Semarah-marahnya,
tidak akan menyakiti apalagi hingga berakibat petaka. Rasa kasihan yang
bersumber dari perilaku kasih sayang, tetap tercermin dari marahnya orang yang
benar-benar cinta.
Andaikata,
marahnya orang yang benar-benar cinta masih sama dengan orang pada umumnya,
lalu bagaimana status cinta yang konon ada dalam hatinya? Tentu, dianggap
sebagai omong kosong belaka dan dicurigai sebagi cinta palsu. Sejauh ini,
keberadaan orang yang benar-benar cinta selalu dapat mengontrol emosi jiwanya
pada saat marah.
Tulisan Terkait