Orang yang
mengaku dirinya SUCI, bukanlah ia tergolong orang SUCI.
Kesucian
diri seseorang, tidaklah perlu digembargemborkan. Sucinya hati, berarti
bersihnya hati sebenarnya hanya hak prerogatif Dia Yang Maha Pencipta yang
menilai. Manusia cuma bisa menilai dan melihat perbuatan zahirnya saja. Sementara
liku-liku hati, manusia tidak mengetahui detail guratan kata yang tercipta di
sana.
Bagaimana mungkin, orang suci mengaku-ngaku
dirinya suci. Sementara lidahnya sangat anti untuk mengatakan kebaikan dirinya.
Apalagi yang berkaitan dengan urusannya kepada Sang Khalik, dia akan selalu
menyembunyikannya dari penglihatan dan pendengaran manusia. Karena menurutnya,
justru itu yang akan menodai kesucian hati.
Kiprah hati yang suci, melahirkan
niat-niat yang selalu baik. Tidak ada dan tidak pernah sejengkal pun dibiarkan
niat berkonspirasi nakal mengendap dalam hati. Begitu hati terasa kotor,
langsung dibersihkan dengan memohon ampunan kepada Yang Maha Mengetahui dan
Menguasai Hati.
Tulisan Terkait