Orang yang benar-benar cinta, tidak mungkin berniat
mengecewakan, apalagi mencelakakan.
Keagungan
cinta, benar-benarnya cinta, tidak pernah dinodai dengan kata hati jelek yang
bisa membuat kecewa atau bahkan celaka orang yang dicintai. Toh, walaupun
hasilnya kecewa, akan tetapi sekali-kali tidak pernah mempunyai niat untuk
mengecewakan. Ya, sesuatu yang diakibatkan oleh kondisi campur tangan dan
tenaga luar, bermuara dari yang salah memandang cinta.
Niat jelek saja tidak pernah ada. Apalagi
sampai membuat celaka. Itu ironi. Setiap perilaku kasih sayang, selalu dan
selalu ditunjukkan dengan penuh perasaan. Kehati-hatian dalam bertindak, maaf
bila tersalah, selalu senang bila dia senang merupakan wujud benarnya cinta dalam
hati.
Berniat membuat air mata menetes
pilu, adalah kesalahan noda cinta. Ini tidak boleh terjadi. Saksikan, senyum
bahagia lebih sering dialami, ketimbang bermuram durja. Itulah garis mesra dari
lambang benar-benar cinta.
Konon, pada
saat cinta berlabuh, hasilnya akan indah. Selalu saja berencana penuh kebaikan.
Tidak ingin mengecewakan orang yang dicintai. Apalagi, melukainya. Sekali-kali
tidak pernah bercita-cita untuk membuat luka orang yang dicintainya. Baik luka
perasaan, maupun luka fisik secara hakiki.
Itulah efek dari orang yang benar-benar
cinta. Lagi-lagi, tidak jemu-jemunya dia bahagia, jika melihat orang yang
dicintainya bahagia. Mesikupun, terkadang kebahagiaan yang dialami kekasihnya
tersebut, ternyata harus tidak bersamanya. Namun, dia rela asalkan
orang yang dicintainya bahagia.
Pengaruh orang yang benar-benar
cinta, teramat sangat membuat sekelilingnya terpana. Acapkali, tingkahnya
membuat orang berdecak kagum. Sama sekali, tidak pernah berniat jelek kepada
orang yang dicintainya. Begitu jauh dari sifat membohongi, menghina, mengumpat,
menyalahkan, membandingkan. Yang ada hanyalah perhatian, pengertian, menjaga
dan membanggakan orang yang dicintainya.
Tulisan Terkait