Berlomba-lombalah
melakukan KEBAIKAN, bukan berlomba-lomba memperlihatkan KEBAIKAN.
Bila
memang itu berkenaan dengan kebaikan yang ditujukan untuk mengharap balasan
dari-Nya. Maka, cukuplah Dia yang lebih berhak diberitahu, hanya diperlihatkan
kepada-Nya semata. Kita dianjurkan untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan,
bukan berlomba-lomba menampakkan kebajikan.
Tanyakan
pada diri sendiri, mengapa dalam setiap melakukan kebaikan, hati berambisi agar
dilihat, didengar oleh orang lain? Adakah maksud tertentu kepada mereka? Menginginkan
pujian? Atau hal lain yang justru dapat merusak keikhlasan? Unsur apa sejatinya
yang menyelubungi hati?
Berlarilah
sekencang-kencangnya, demi untuk mempertahankan sebuah keikhlasan. Keinginan demi
keinginan terhadap sanjungan atau hal lain dari sesama manusia, merupakan
godaan hati agar ikhlas menjadi ternoda.
Padahal,
manusia tidak mampu memberi pahala. Cukuplah Dia, Sang Pencipta yang berhak
diberitahu tentang kebaikan hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha memberi pahala. Sepikan
hati dari berambisi agar kebaikan dilihat manusia lain.
Tulisan Terkait