Orang yang mengatakan dirinya
berperasaan halus, malah kadang sering menyakiti orang lain dengan halus pula
tanpa disadari olehnya.
Halus,
..... menurut kita, belum tentu orang lain. Menjadi orang yang halus, lemah
lembut tutur katanya, berhati-hati jika berbicara itu adalah dambaan setiap
insan. Namun, bila kehalusan yang ada itu berasal dan berani mulut sendiri yang
sering memproklamirkan. Hasilnya sungguh lebay.
Lebay yang selalu dilakukan, hasilnya menyebalkan. Orang lain akan saling
pandang dan memberi kode atas kehadiran orang yang sering mengatakan bahwa
dirinya halus, perasaannya lembut.
Semakin
lama orang yang selalu memposisikan dirinya sebagai manusia yang merasa
perasaannya halus, justeru terjebak kepada ketidaksadarannya membuat orang lain
sakit hati karena kehalusannya yang tidak tulus. Tidak tulus? Ya, karena sering
diucapkan. Kehalusan budi pekerti kita, kehalusan tutur sapa kita, itu tidak
perlu diumumkan memakai mulut kita sendiri. Tapi, orang sekeliling yang menjadi
saksi.
Tulisan Terkait